Going to Bali

Setelah Sabtu (20/6) MANSA KOTA mengadakan acara haflah akhirussannah pada hari Kamis tanggal (25/6) mengadakan acara rekreasi ke Bali. Tak terasa hari untuk ke Bali tiba juga. Saya, Pak Dedi dan Bu Milda masih diajak untuk ikut. Sungguh penghargaan untuk ke sekian kalinya. Akan tetapi sangat disayangkan pada hari H beberapa guru tidak dapat ikut. Bu Milda tidak mendapatkan ijin dari kepsek barunya. Bu Fatimah dan Pak Arie ada keperluan keluarga.

Keluarga besar MANSA KOTA berangkat ke Bali dengan dua bus Mojorejo dengan travel NUANSA TOUR. Perjalanan ke Bali ditempuh selama sekitar 12 jam perjalanan. Untuk mengawali perjalanan satu hal yang harus saya ingat, yaitu jamu pesanan Abah Rofik. Saya persiapkan 5 bungkus yang langsung minum dan 5 bungkus serbuk untuk diminum di Bali. Alhamdulillah beliau lumayan sehat untuk perjalanan. Sampai di hotel Mahajaya sekitar pukul 11.00 WIB. Cuapek banget.

Keesokan harinya, Jumat (26/6), kami berangkat ke Tanjung Benoa untuk melihat penyu di pulau Penyu. Satu orang dewasa dihargai Rp 40 ribu, anak-anak di atas 5 tahun Rp 20 ribu, dan yang di bawah 5 tahun gratis. Dari sana kami shalat Jumat di Masjid Ibnu Batutah. Di kompleks Puja Mandala ini ada Masjid, Gereja, Pura dan Wihara. Sungguh sulit saya bayangkan untuk berdakwah tauhid di masjid ini. Bagaimana bisa menyatakan bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah, sedangkan di sampingnya ada tempat untuk menyembah Isa, Dewa Wisnu, Brahma dan Syiwa, dan menyembah Sidharta Gautama. Pusing kan?

Setelah makan siang, bis melaju ke Krisna. Suatu tempat perbelanjaan modern menjual barang-barang tradisional. Sempat terpikir tidak belanja di sini, karena ada pasar Sukowati yang akan kami kunjungi besoknya. Tapi saya ingat perkataan pak Yanto (teman guru di SMAN 1 Pacet) kalau berwisata, jika ada uang dan pengen beli, langsung beli saja. Di sini yang pertama saya beli adalah lukisan pesanan kakak ipar saya, yaitu lukisan penari Bali. Ukurannya 120 x 80 cm. Harganya lumayan paling murah dibanding lainnya yaitu 250 ribu. Setelah dari Krisna kami pergi ke pantai Kuta. Untuk berangkat dan pulang dari sana butuh perjuangan berebut shuttle car. Padahal di sana tidak beda jauh dengan Parangtritis Jogja. Di dalam shuttle car saya dikasih tahu pak Didin kalau di pasar Sukowati banyak lukisan yang jauh lebih murah. Sempat nyesel juga tapi ketika di pasar Sukowati lukisan penari Bali ukuran besar ternyata tidak ada. Wah gak jadi nyesel deh.

Pada hari Sabtu (27/6) kami mulai wisata ke museum Bajra Sandi. Yup, the building is very fantastic. Sebenarnya lebih bagus bangunannya daripada isinya. Tapi ya gak apa-apa lah untuk background foto. Dari sana kami berangkat ke pasar Sukowati Sempat bingung, soalnya tidak sama dengan pasar Sukowati yang saya kunjungi ketika SMA (tahun 1997) dulu. Ternyata yang saya kunjungi kali ini adalah pasar Sukowati 2. Ya, lebih rapi memang. Di sini saya beli kaos untuk keponakan, mainan buat anak saya, tas hape kulit unik buat ibu, salak madu buat dimakan sendiri, keluarga di menturo dan teman-teman SMAN 1 Pacet.

Setelah belanja habis-habisan kami pergi ke Bedugul. Di Bedugul saya shalat dulu. Di sini ada seorang Hindu buka toilet lalu ada space untuk shalat. Untuk shalat bayar 2000. Weleh...weleh.... Saya foto buat kenang-kenangan unik. Di sini saya berputar-putar danau dengan Pak Bas sekalian.

Dari Bedugul berangkat ke Pelabuhan Gilimanuk, dan alhamdulillah Shubuh tiba di rumah. Sebenarnya beberapa tempat lain yang kami kunjungi tetapi yang tidak saya ceritakan di sini hanya tempat makan dan shopping kecil-kecilan. Anyway, perjalanan ke Bali adalah hadiah terindah yang diberikan oleh MANSA KOTA untuk saya dan pak Dedi sekeluarga.

 

Reader Comments